Selasa, 19 April 2011

Klub Wajib Fokus Aspek Profesional


Klub Wajib Fokus Aspek Profesional
Klub Indonesia Super League (ISL) 2010/2011 diprediksi baru mendapatkan break event point (BEP) pada musim kompetisi 2018. Namun, hanya beberapa klub yang bisa mencapai titik impas lantaran faktor seleksi alam.

Status komersialisasi klub ISL musim ini merah, bahkan cenderung menurun. Mayoritas klub gagal memanfaatkan potensi. Persija Jakarta salah satunya. Mereka belum memiliki sponsor utama, meski kompetisi mendekati akhir. Masalah pun bertambah lantaran pengelolaan tiket buruk, bahkan jumlah penonton menurun pada beberapa laga home terakhir.

Persoalan serupa dialami Bontang FC.Bila tidak melakukan perubahan paradigma, klub-klub ini terancam. Apalagi, pada 2012 pemerintah sudah menghentikan subsidi APBD untuk klub profesional.

”Kami harus bersikap realistis, apalagi situasinya saat ini tidak terlalu menguntungkan. BEP klub-klub ISL tampaknya baru tercapai paling cepat pada 2018,” ungkap CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono.

Energi stakeholder sepak bola nasional saat ini juga dihabiskan untuk menyelesaikan sengketa suksesi kepengurusan PSSI periode 2011–2015. Anggota berusaha memutihkan beberapa kebijakan FIFA, terutama aktivasi pembekuan empat bakal calon ketua umum PSSI.

Karut-marut ini berimbas pembatalan penyelenggaraan kick-off Piala Indonesia 2011 dan turnamen pemanasan Inter Island Cup.

Sekarang nasib lebih baik sebenarnya masih dimiliki beberapa klub. Mereka antara lain Persib Bandung, Arema Malang, Persipura Jayapura, Persiba Balikpapan, Sriwijaya FC (SFC).

Arema mendapatkan suntikan dari sponsor sekitar Rp6,5 miliar, meski total kebutuhan anggaran lebih dari Rp20 miliar. Klub berjuluk Singo Edan itu harus membagi energi di kompetisi lokal dan Liga Champions Asia (LCA) 2010/2011.

Nilai sponsor Rp9 miliar juga didapat SFC, meski Laskar Wong Kito mendapat apparel berjumlah Rp4 miliar. Sponsorship maksimal saat ini dicatatkan Persib dengan nilai pemasukan Rp29 miliar. Mengacu komposisi 15 klub ISL musim ini, tampaknya hanya setengah yang mencapai keseimbangan finansial pada 2018.

’’Tidak lebih dari 50% klub yang bisa mencapai status tersebut. Hanya klub dengan basic komersialisasi cukup yang bisa mencapai hal itu. Tapi, kondisinya jadi mudah bila klub fokus pada aspek profesional,’’ ungkapnya.

PT Liga Indonesia (Liga) sebelumnya memasang target klub ISL akan memenuhi lima aspek profesional musim 2012/2013. Namun, klub sebelumnya diklaim bebas APBD pada 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar